Monday, October 20, 2008

ASTRO akhirnya berhenti siaran.

Semalam final tenis ATP Master di Madrid antara Andy Murray vs Gilles Simon di channel Star Sports yang disiarkan Astro TV ternyata menjadi acara terakhir Astro yang saya tonton, bahkan sempat ditonton berdampingan (PnP) dengan channel Star Sports di Aora TV yang lagi menyiarkan EPL: Hull vs West Ham. Pas jam 12 malam tepat Star Sports yang di Astro tiba-tiba tidak bergerak, saya kira gangguan biasa, karena siaran tenis yang dimenangkan Murray sudah selesai, maka layar Astro saya close dan jadi layar tunggal dan pindah  channel ESPN-nya Aora TV yang menyiarkan Stoke vs Tottenham. Selesai pertandingan tersebut barulah saya tidur.

Ketika bangun buat sahur jam 3.45, coba hidupkan channel Astro TV eh sudah ada tulisan "Mohon maaf Anda tidak dapat menyaksikan siaran kami sampai pemberitahuan lebih lanjut...dst". Gak terlalu kaget sih, karena kami sudah menduka suatu saat kejadian ini akan terjadi mengingat konflik antara Direct Vision dan Astro Malaysia yang akhirnya tidak ada kesepakatan untuk memperpanjang kontrak.

Untungnya saya bukan bagian dari mereka yang sudah bayar di muka (tahunan) jadi ya gak bakalan ikutan marah-marah. Apalagi saya dapat paket "basic" gratis setahun, jadi selama ini tiap bulan cukup membayar Rp 50.000,- buat tambahan paket Arena (sports). Ditambah sudah berlangganan Aora TV buat menggantikan si Astro, meski awalnya berlangganan Aora hanya karena siaran EPL pindah dari Astro ke Aora...hehehe.

Yang jadi masalah, channel di Aora (baru 12 channel) belum sebanyak di Astro. Anak-anak pasti bakalan kehilangan acara favoritnya, terutama Hasna, yang hobby banget nonton channel PlayHouse & Disney, pasti bakalan sering merengek-rengek. Untungnya Irfan lebih gampang mengerti meski kehilangan Cartoon Network. Mudah-mudahan saja Aora segera menambah channel anak-anaknya yang saat ini cuma 1 channel "Boomerang".

Selamat jalan ASTRO...eh antena dan dekoder di rumah bakalan diambil gak ya...???

7 comments:

bune yasmin said...

Sampai jumpa lagi Astro...

Yulian toni said...

Untung aja yg di Jah gak di ganti Astro

Prima Widodo said...

ASTRO NUSANTARA BERHENTI SIARAN


Hari ini Astro Nusantara berhenti siaran. Alasannya silakan baca di
http://www.detik.com/ atau beberapa Surat Kabar Nasional lainnya. Bagi saya, ini
adalah pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Sekali lagi kita dibuat tidak
berdaya oleh Negara tetangga Malaysia. Benar adanya bahwa ini bukanlah kesalahan atau
arogansi ASTRO Malaysia tetapi konon kabarnya akibat kesalahan atau ulah bangsa kita
sendiri. Konon kabarnya pihak Indonesia/Direct Vision belum membayar kepada ASTRO
Malaysia untuk pasokan atau content ASTRO NUSANTARA.

Seperti berkali - kali saya tulis dalam beberapa tulisan saya mengenai persatelitan
Indonesia. Sesungguhnya seharusnya kita tidak akan mengalami hal seperti ini, jika
saja bangsa kita tidak "cuek" dengan Teknologi Satelit Komunikasi dalam satu dekade
lebih ini. Kita adalah Negara ketiga di dunia yang menggunakan Sistem Komunikasi
Domestiknya dengan memakai satelit. Setelah AS dan Kanada. Tetapi saat ini kita
seperti bukan apa - apa lagi dibandingkan dengan negara tetangga kita seperti
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Hongkong.

Dunia bisnis satelit dan jasa - jasa turunannya lebih banyak dikuasai oleh Negara -
Negara yang tersebut di atas. Sayang seribu kali sayang.Tidak terlalu terlihat usaha
- usaha dari Indonesia untuk segera bangkit menghadapi mereka.

Kembali ke masalah ASTRO NUSANTARA, jika saja Indonesia "care' terhadap Teknologi. Satelit Komunikasi dan jasa-jasa turunannya; maka kasus ini tidak akan terjadi. Masyarakat tidak akan dirugikan seperti sekarang. Ini semua berawal dengan keseriusan beberapa negara tetangga untuk memanfaatkan kemampuan satelit komunikasi untuk masyarakat banyak. Bukan hanya untuk corporate/perusahaan - perusahaan, tetapi juga kepada masyarakat biasa. Mereka berpikir bagaiamana caranya supaya bisnis satelit komunikasi dalam hal ini TV broadcast atau pay TV bisa terjangkau oleh masyarakat
biasa. Jelas harus murah, lalu apa yang harus dilakukan untuk bisa murah. Pertama,
perangkat harus murah sehingga jasa yang dijual juga bisa murah; kemudian untuk bisa
murah perangkat harus kecil ( dalam hal ini dish/antena parabola penerima). Antena
kecil lebih murah harganya dibandingkan antena besar. Selanjutnya agar penerima bisa
kecil, salah satu nya frekuensi yang dipakai harus lebih tinggi daripada frekuensi
yang biasa digunakan untuk sistem satelit komunikasi di daerah tropis umumnya, C-band. Frekuensi yang dipakai Ku-band. Nah, disinilah kecerdikan negara – negara etangga kita, mereka berhasil memanfaatkan pita frekuensi ini dengan baik. Dengan frekuensi Ku-band ini kita akan bisa menikmati layanan broadband dengan kualitas bagus, adalah benar bahwa frekuensi tinggi ini akan terganggu jika ada hujan lebat. Tetapi dengan kemajuan teknologi terkini hal ini bisa dikurangi atau bahkan bisa tidak putus atau "outage" sama sekali. Untuk lebih detail silakan baca tulisan saya di : http ://satjournal.tcom.ohiou.edu/issue8/pers_setiyanto.html.

Malaysia berhasil memanfaatkan frekuensi Ku-band ini, salah satunya ya ASTRO. Program TV berbayar yang berhasil mempunyai pelanggan banyak.

Seandainya Indonesia juga mau memanfaatkan frekuensi ini dengan baik, kita juga bisa punya TV berbayar seperti ASTRO Malaysia. Kita tidak perlu di support oleh mereka.
Sehingga kejadian ASTRO NUSANTARA tidak akan terjadi, masyarakat kita tidak akan kecewa tentunya. Selain TV berbayar, dengan frekuensi Ku-band ini kita juga akan
dapat layanan Internet yang lumayan murah dibandingkan layanan jasa internet melalui
satelit dengan frekuensi C-band, yang berantena besar dan mahal. Bukan itu saja
bahkan komunikasi suara atau voice bisa juga digelar sekaligus dengan TV/Video, dan
Internet atau yang dikenal sebagai Triple Play. Selain itu untuk perbankan kita bisa
berikan layanan jasa ATM dengan ha

Didit Krisdhianta said...

Justru rugi kalo belum sempet ganti Astro...lumayan kan dapat parabola & dekoder warisan Direct Vision ;)

Didit Krisdhianta said...

Benar sekali. Selain itu memang group Lippo ini memang agak kacau kalau bisnis, sering bisnisnya ditutup justru saat customer sudah banyak, contohnya dulu LippoShop, gue dulu juga pelanggan, enak sekali tinggal klik-2 di internet, belanjaan dikirim ke rumah...eh lha kok akhirnya ditutup. Dan terulang kembali di bisnis TV berbayar ini. Gak tahu deh... kesalahan manajemen... atau... ketamakan owner-nya ???

Yulian toni said...

Salah kastemernya kali... hehehe....

Bambang Priantono said...

Dadah ASTRO....jangan kemari lagi yaa