Wednesday, August 20, 2008

Nasi Kalong, Bandung




Sementara istri dan anak-anak santai di kamar hotel, saya yang dijemput 2 teman, Andik dan Kokok, berburu makan malam. Penasaran dengan Nasi Kalong yang lagi heboh, kamipun berniat mencobanya. Fenomena di negeri ini, tidak hanya makanan yang benar-benar enak yang harus antri. Warung dengan nama aneh atau makanan dengan nama aneh juga banyak diserbu dan menciptakan antrian panjang.

Nasi Kalong yang buka di jl Riau Bandung, yang penuh sesak dengan FO, juga menjadi bagian dari fenomena tersebut. Warung yang hanya buka malam hari tersebut, dulu katanya jam 21.00 s/d 02.00, tetapi sekarang sudah buka mulai jam 20.00 sampai habis. Mungkin itulah disebut nasi kalong, karena jam bukanya sesuai waktu dimana kalong beredar, dengan kata lain buat orang yang suka ngalong.

Warung ini berlokasi di teras dan halaman kantor yang siang hari digunakan untuk kantor yayasan dan LBH. Ada foto beberapa selibriti, termasuk pak Bondan yang dipasang di dekat area masak. Koki yang cuma seorang itu bisa dilihat sembari antri, kemudian makanan yang sudah selesai dimasak ditaruh di tempat makanan di meja di teras rumah. Pembeli yang mau makan tinggal menggambil nasi dan lauknya terus dihitung oleh kasirnya dan bayar sekalian. Nah pas mau makan tinggal pilih meja kosong yang ditata di halaman tanpa atap dan penerangan yang seadanya. Gimana ya kalau hujan...??

Saat kami datang jam 9 malam, antrian sudah panjang banget, mungkin karena libur 3 hari, banyak pendatang dari luar Bandung yang penasaran nyoba makan di nasi kalong ini. Setelah antri lebih dari setengah jam, akhirnya sampai juga ke meja tempat ambil makanan. Ternyata jam segitu lauknya sudah gak lengkap, saya ambil nasi hitam, sayur buncis bakar, abon, ayam goreng madu, soun goreng, wader goreng, bakwan udang, sambal dan krupuk. Teman-teman saya mengambil menu dengan jumlah relatif sama, total bertiga sekitar Rp 65.000,-

Bagi kami, yang masuk kategori istimewa hanya ayam goreng madu, sayur buncis dan sambalnya. Abon biasa saja, soun goreng lumayan enak. Sedangkan wader goreng dan bakwan udang yang dapat nilai kurang, apalagi bakwan udang dicari-cari hampir gak nemu udangnya.

Sekitar jam 22.30 ternyata sudah habis dan siap-siap tutup, meskipun sebenarnya masih ada pembeli yang baru datang yang akhirnya harus batal makan. Kami termasuk yang paling akhir meninggalkan lokasi dan warungpun benar-benar tutup.

Secara umum sih warung ini layak dicoba, harga juga relatif murah, sayapun mau untuk kembali mencoba menu lain, asalkan antrian gak panjang, kalau harus antri lama mending ke warung lain.

Nasi Kalong
Jl Riau 57
Bandung
Tlp. 0811205855

4 comments:

ambarini hartomo said...

Mau makan,bayar,Kok susah. apalagi kalau gratis.

ambarini hartomo said...

Yang kelihatan istimewa untuk dipandang nasinya saja,karena nasinya hitam agek aneh. Salam kenal mas.makasih info makanannya.

Didit Krisdhianta said...

itulah anehnya...sebenarnya salah yg mau makan...kok mau-2-nya...hehe

Didit Krisdhianta said...

katanya sih dicampur dengan tinta-nya cumi-cumi