Setelah selama ini serbuan bebek goreng di area Jakarta-Bekasi didominasi oleh bebek aliran Jawa Timur, akhirnya ketemu juga dengan bebek goreng aliran Solo. Lebih pas lagi munculnya justru di area perumahan tempat tinggal saya, Kota Deltamas.
Bebek Goreng, Ayam Kampung Goreng, Sambal Korek "RAOSAJI" Bukan Sekedar mBebek, begitu bunyi di spanduk yang tertempel di ruko yang dijadikan rumah makan ini, ada embel-embel "Khas Kartosuro". Ingatan langsung melayang ke bebek pak Slamet dan pak nDut langganan saya di Kartosuro, Solo. Di dalam rumah makan hanya tersedia 5 meja makan masing-masing dengan 4 kursi. Bebek dan ayam yang sudah 1/2 matang dipajang di etalase. Melayani delivery order juga, untuk area Kota Deltamas.
Meski baru seminggu lebih buka tapi saya sudah 2 kali menyantap bebek ini, pertama makan malam berdua istri saat awal jualan dan kedua sarapan di Sabtu pagi yang lalu lengkap dengan anak & istri dan senjata kamera. Jam 8 pagi memang sudah buka, jadi seperti bebek pak Slamet, bisa buat sarapan, meski pak Slamet di markasnya sana lebih pagi mulai sebelum jam 7.
Bebek gorengnya kering di luar namun tetap empuk di dalam, terlihat agak kurus karena gak banyak lemaknya. Dagingnya mudah sekali disuwir, gurihnya khas bebek banget, khas bebek Solo, dimana bagi saya lebih mirip bebek pak nDut dibanding bebek pak Slamet. Sambal korek juga menyerupai versi pak nDut, tidak terlalu pedas dengan minyaknya yang cukup jernih, 4 cobek masih kurang dan minta tambah lagi, padahal anak-anak relatif gak pakai sambal jadi dihabisin berdua dengan istri.
Satu porsi ati ampela datang dalam tusukan sate, lumayan juga, enak. Sayang cekernya yang gak enak, alot dan susah terlepas dari tulangnya, jauh kalau dibandingkan dengan ceker di tempat pak Slamet, yang begitu disedot dengan mulut aja bisa lepas dari tulangnya. Untuk lalapan hadir 4 jenis, kol, tomat, timun dan slada.
Istri saya sempat pesan 1 potong Ayam goreng, ketika saya coba secuil rasanya biasa saja, mungkin udah ketendang oleh rasa bebeknya. Sebenarnya ada menu tambahan lagi, tahu tempe goreng, tapi belum sempat coba. Bagi saya yang wajib dipesan di rumah makan ini memang bebeknya (kecuali ceker).
Ngobrol dengan pelayannya, ternyata bebek, ayam dan sambalnya didatangkan langsung dari Solo, pantes. Sepertinya yang datang hari ini (mungkin nyampenya sore, dijual besok paginya). Cuman pelayannya gak tahu provider bebek yang mana di Solo-nya.
Tersedia juga minuman asal Solo, beras kencur dan gula asam. Baru nyoba beras kencurnya, enak sih, cuman bagi saya terlalu manis.
Baik bebek maupun ayam dijual dengan harga yang sama, cukup mahal dibanding harga rata-rata di kota asalnya Kartosuro yang cuma 9000-an, pasti transportasinya yang bikin mahal.
Dada : 13.500
Paha : 12.500
Ati ampela : 5.000
Kepala : 6.000
Ceker (10) : 5.000
Ketika ditanya harga per ekor, sang pelayan hanya jawab "belum jual per ekor pak"
Buat penggemar bebek aliran Solo, bebek ini bisa dijadikan alternatif, biar gak usah jauh-jauh ke Solo. Yang suka mondar-mandir Jakarta-Bandung, bisa mampir sarapan atau makan siang di sini. Silakan keluar tol Cikarang Pusat (Km.37). Sepertinya sang penjual belum berani persediaan banyak, mungkin
beranggapan Kota Deltamas masih relatif sepi, namun jadinya sering udah habis setelah jam makan siang.
Bebek Goreng "RAOSAJI"
Ruko Palais de Paris A-17
Kota Deltamas, Cikarang Pusat
Telp. 0878-77837345, 021-8803393