Monday, March 31, 2008

Museum Geologi, Bandung




Museum Geologi, berlokasi dekat lapangan Gasibu, Jl Diponegoro, Bandung. Tidak dipungut beaya untuk memasuki museum ini, cukup mengisi buku tamu yang tersedia di meja resepsionis.

Museum ini terdiri 2 lantai, dimana lantai 1 terbagi menjadi 2 sayap, kanan dan kiri. Buka Senin-Kamis jam 9.00-15.00, Sabtu-Minggu jam 9.00-13.00, Jumat & hari libur nasional tutup.

Sayap kanan memuat ”Sejarah Kehidupan” sejak masa Arkeozoikum dan masa-masa sesudahnya. Dari sejarah evolusi air ke darat, evolusi dinosaurus, sampai evolusi manusia. Di sini tersimpan berbagai jenis fosil dari binatang maupun manusia purba., termasuk tiruan kerangka dinosaurus.

Sayap kiri memuat ”Geologi Indonesia”. Berbagai jenis batuan,meteorit dan mineral bisa dilihat. Ada juga pengenalan berbagai gunung berapi di Indonesia, termasuk tipe-tipe letusannya.

Lantai 2 merupakan ”Geologi untuk Kehidupan” dimana masih ditampilkan berbagai jenis batuan dan mineral dan pemanfaatannya untuk kehidupan manusia.

Secara umum kondisi museum cukup rapi dan bersih, terutama di lantai satu. Ada juga souvenir shop yang menjual berbagai jenis cindera mata museum dan buku sejarah geologi serta tentu saja snack & drink.

Museum Geologi
Jl. Diponegoro 57 Bandung
Telp. (022) 7213822

Pesta Bebek di BeCak Topa, Jakarta




Setelah 4 tahunan bergabung dengan milis Jalansutra, baru kali inilah bisa ikutan acara yang dibuat oleh Jalansutra, setelah dapat konfirmasi dari kang Irvan anak-anak biasanya juga ada yang ikutan, jadi bisa bawa kedua anak saya yang memang hobby bebek dan ternyata memang di sana banyak anak-anak. Pesta Bebek ini diadakan Sabtu, 29 Maret 2008, di rumah makan Bebek Edan Cak Topa (Becak Topa) berbarengan dengan terbitnya serial kedua buku kuliner Jalansutra yang juga berjudul “Pesta Bebek” dan otomatis para peserta menjadi yang pertama memiliki buku tersebut sebelum dijual di toko buku. Becak Topa berada di hanggar futsal IBM, Hanggar Teras, di daerah Pancoran menyediakan berbagai menu bebek mulai dari bebek goreng, bebek bakar, hingga nasi goreng bebek, soto bebek, dll.

Pada acara ini setiap peserta mendapat satu porsi nasi bebek bakar serta sebotol air mineral. Bebek bakar muncul bersama nasi yang disiram kaldu/minyak bebek serta srundeng, sambal dan lalapan di atas piring anyaman yang dialasin daun pisang. Ada lagi tambahan satu cobek kecil “sambal setan merah” yang terbukti jauh lebih enak dan pedas dari sambal yang datang sepaket bersama nasi. Bebek bakarnya memang enak dan empuk, lebih enak dari bebek bakar yang selama ini pernah saya coba, tapi dada yang menjadi bagianku kulitnya masih tebal banget jadinya gak kemakan deh. Alhasil sampai detik ini saya masih belum bisa jatuh cinta dengan yang namanya bebek bakar seperti saya jatuh cinta dengan bebek goreng. Penasaran, kami pesan tambahan sepotong paha goreng dan terbuktilah cinta saya dengan bebek goreng, dimana sepotong paha bebek goreng yang kering tapi dagingnya empuk lenyap dalam sekejap beserta kulitnya masuk ke dalam perut.

Cak Topa ternyata menyiapkan menu baru yang belum dilaunching, yaitu bebek cabe hijau. Beruntunglah peserta pesta bebek bisa mencicipin menu tersebut karena cak Topa menyiapkan sepiring besar menu tersebut untuk dicicipin rame-rame oleh peserta yang berminat. Bebek goreng yang disiram sambal cabe hijau jadi makin nikmat dan sambal hijau juga lebih enak dibanding sambal setan merah meskipun kalah pedasnya. Menurut saya menu inilah yang patut jadi juara di becak Topa hari itu, mudah-mudahan segera dijual untuk umum.

Salah satu yang kurang di becak Topa adalah ruangannya yang cukup panas, meski 2 kipas angin raksasa sedang berputar-putar. Hasna, anak saya yang kecil (3 thn), sampai beberapa kali minta gendong ke dekat kipas yang sedang berputar, capek deh.

Hari itu peserta pesta bebek juga mendapat bonus lumpia yang dibawa oleh salah satu anggota JS. Lumpia yang enak sekali apalagi kalau dibandingkan harganya yang sangat murah, menurut bisikan om Rusli (yg bawa lumpia) hanya Rp 2000,- kalau beli langsung ke pembuatnya di daerah Gunung Sahari, Jakarta. Kita juga bisa lihat beberapa koleksi kecap milik anggota JS yang dikumpulkan dari seluruh penjuru nusantara.

Bonus lainnya setiap peserta pesta bebek juga mendapat oleh-oleh 1 cup sambal khas Bali, kalau gak salah buatan salah satu penulis buku kuliner JS, kami total dapat 3 cup. Saya bilang oleh-oleh karena pas makan bebek cak Topa lupa membuka ini sambal. Akhirnya sesampainya di rumah malam hari, maklum sampai sore masih berputar-putar belanja dan cari makanan lain, saking penasarannya saya buka 1 cup sambal trus kita buka plastik yang berisi irisan cabe berminyak dan plastik lain yang berisi bawang merah dan putih goreng, trus diaduk-aduk biar campur, dicolek sedikit..mantabs. Ambil sepiring nasi hangat, tuangkan beberapa sendok sambal dan segenggam krupuk udang kecil, makan dengan tangan, wow sedap sekali, gurih, asin dan pedasnya pas banget, diselingi dengan kriuk-kriuk krupuk udang malam itu jadi semakin renyah dan hangat. Kalau boleh saya bilang sambal inilah juara sejati hari itu. Besok paginya 1 cup dibuka lagi untuk menemani sarapan. Repotnya sekarang jadi ketagihan nih, dimana ya kalau mau beli sambal seperti itu, karena rekan JS pembuatnya kebetulan gak jualan? Atau bisa bagi resepnya barangkali istri saya bisa membuatnya?

Sekarang kita tengok buku kuliner “Pesta Bebek”, yang menampilkan 28 RM/warung pilihan yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogya, Solo dan Surabaya. Ternyata dari 28 tersebut baru 5 yang pernah saya nikmati itupun semuanya di luar Jakarta, 2 di Solo dan 3 di Surabaya, sedangkan yang di Jakarta baru saat pesta bebek itulah mencicipi salah satunya, ya Becak Topa ini. Wah harus kejar score nih, terutama yang Jakarta biar totalnya minimal harus tembus angka 10 (gak mungkin bisa semua sih, karena sebagian kebetulan menyajikan menu non halal), baru bisa dibilang pecinta bebek sejati hehe. Yang paling penasaran bagi saya adalah Nasi Bebek Azis di Plumpang, secara genre bebek ini sama dengan Bebek Ella langganan saya di Bekasi, jadi perlu segera ditandingkan langsung…kwek kwek kwek.

Terakhir, pesta bebek ini sungguh menjadi hari yang sangat mengesankan bagi saya sekeluarga, makan enak dan nambah saudara dari keluarga JS. Apalagi kebagian door prize hanya karena ada foto bebek (Pondok Suryo dan Ella) tersimpan di HP butut saya. Bulan depan dimana lagi ya? Mudah-mudahan bisa kumpul dan makan bareng lagi dengan keluarga JS. Amiin.


Warung Bebek Edan Cak Topa
Hanggar IBM Futsal, Hanggar Teras, Jl. Gatot Subroto Kav. 72 JakSel
Telp. 081519386981
http://www.bebekedancaktopa.wordpress.com

Bebek Ella, Bekasi




Gara-gara pesta bebek Jalansutra juga, jadi inget untuk posting bebek yang sudah lebih dari 3 tahun jadi langganan ini. Warung sederhana di daerah Pekayon, Bekasi ini hanya menyediakan menu tunggal nasi bebek. Di dalam warung ada dua deret bangku dan meja menghadap ke dinding dan bebek goreng sambalnya sudah siap saji di beberapa baskom di etalase warung.

Potongan bebek gorengnya kecil-kecil bahkan kepala juga dibelah dua, kecuali paha yang agak besar dan dibiarkan masih berbentuk paha utuh. Bebek digoreng dengan minyak dan sambal sehingga biji cabenya bertaburan menempel di potongan bebek. Dimakan dengan nasi hangat dijamin keringatan dan semangat nambah nasi, karena pedasnya sambal yang menyelimuti si bebek yang pas banget rasanya. Bebeknya cukup empuk, kulitpun saya gak ragu-ragu untuk menyantapnya, meski kalau lagi sial masih ketemu juga yang berani melawan jika digigit.

Satu porsi nasi bebek, yaitu nasi dengan beberapa potong bebek goreng (yang kecil-kecil itu) harganya sekarang Rp 12.000,- Saya sendiri lebih suka dibungkus bebeknya saja untuk dimakan di rumah, biar gak malu nambah terus nasinya..hehehe. Biasanya beberapa potong paha, yang dihargai Rp 7000,- /potong dan dicampur dengan potongan kecilnya termasuk ati/ampela. Plus tidak lupa bilang “mbak, kasih sambal/cabenya yang banyak ya”, bener-bener gak mau rugi. Minimal sebulan sekali saya mampir warung ini untuk membungkus si kwek-kwek bebek.

Bebek Ella
Jl. A.Yani, Pekayon, Bekasi.
(antara perempatan Rawapanjang & pertigaan Pekayon)
Telp. 8219671

Pondok Suryo, Jakarta




Rumah makan di Jl Senopati Jakarta ini menempatkan bebek goreng Surabaya sebagai menu andalannya. Mungkin lebih tepat disebut rumah makan Jawa Timur, karena selain begor Surabaya juga ada menu pecel Madiun, tahu tek, rujak cingur, rawon dan lainnya. Sempat kita cicipin di pertengahan 2007, cuman baru diposting sekarang, habis ikutan pesta bebek Jalansutra jadi ingat ada bebek lain yang belum diposting. Sayang fotonya cuman dari hape butut, ya begitulah hasilnya.

Pesanan kita bebek goreng, bebek bakar, pecel madiun & tempe goreng, semuanya di atas rata-rata enaknya. Bebek bakar dan gorengnya empuk dan tidak melawan sama sekali saat digigit maupun dicuil, bebek gorengnya kering sehingga bisa dimakan tuntas sampai ke kulitnya, sayapun lebih suka yang gorengnya. Disajikan dengan nasi yang disiram kaldu/minyak bebek, 2 jenis sambal dan tentu saja lalapan. Pecel madiun juga enak bumbunya, dilengkapi dengan srundeng dan peyek kacang.

Suasana rumah makan juga cukup bagus, ada ikan dalam akuarium yang cukup menghibur selagi menunggu pesanan, apalagi kalau bawa anak kecil. Ada mushola juga, meski kecil dan terkesan darurat banget, jadi kalau menunggu pesanan makan siang siap bisa ditinggal sholat dulu.

Sebenarnya pingin banget balik lagi selain tentu saja untuk begornya juga mau mencoba menu lain terutama tahu tek dan rujak cingurnya. Cuman sudah setengah tahun lewat kok belum balik juga ya, maklum jauh dari rumah di Cikarang...hehe.

Pondok Suryo
Jl Suryo 16, Senopati, Jaksel
telp 7393358